31 Jan 2011
Dewasa
ini eksplorasi sumber energi khususnya minyak bumi dan gas berkembang sangat
pesat sejalan dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang semakin mendesak.
Survey seismik pada seismik pantul dangkal saluran tunggal mengungkapkan
keadaan bawah permukaan dasar laut dengan hasilnya yang sangat baik untuk
eksplorasi gas biogenik, yaitu memberikan informasi mengenai struktur geometri
bawah permukaan dasar laut.
Morfologi
dasar laut daerah penyelidikan relatif landai dengan kedalaman laut berkisar
antara 2 hingga 25 meter. Kedalaman laut bertambah ke arah bagian timur laut
dan mendangkal ke arah bagian barat dan barat daya. Perkiraan perhitungan
secara kasar bahwa potensi terukur gas dalam sedimen di Perairan Pasuruan pada
sedimen runtunan 1 yang berumur Holosen adalah sebesar 168.820.000 m . Nilai
ini berdasarkan luas daerah penyebaran dari sedimen bermuatan gas.
Pengolahan data Seismik Pantul Dangkal
Hasil
rekaman seismik pantul dangkal merupakan penampang waktu (Time Section)
yang menggambarkan bidang-bidang pantul (reflektor) dari permukaan air
laut hingga bawah dasar laut pada kedalaman tertentu.
Hasil
analisa laboratorium contoh batuan yang diambil dari dasar laut di perairan
Pasuruan dan sekitarnya sangat berguna sekali untuk memperkirakan kecepatan
rambat gelombang seismik (seismic velocity) pada sekuen paling atas
dalam satuan meter yang akan di tuangkan dalam peta kedalaman sequen (peta
Isopah). Panjang lintasan yang telah dilakukan untuk perekaman kondisi bawah
dasar laut dengan metoda seismik pantul dangkal ini adalah sepanja ng 150 kilometer dengan lintasan utama
berarah utara- selatan hampir tegak lurus pantai Pasuruan.
Dalam penelitian ini metoda seismik
menggunakan pemancar energi Uniboom yang mempunyai resolusi tinggi dengan
kemampuan identifikasi runtunan-runtunan sedimen hingga sekitar 50 meter di
bawah dasar laut. Semua posisi ditentukan menggunakan Sistem Satelit Navigasi
Terpadu dengan perangkat Magelen M1000/Garmin Survey II yang dilengkapi paket
piranti lunak modifikasi PPGL sehingga didapatkan akurasi ketelitiam posisi
kurang dari 20 meter. Akusisi atau pengambilan data di lapangan menggunakan
peta kerja sekala 1 : 50.000. Perhitungan ketebalan sequen yaitu dengan
mengalikan ketebalan sequen dalam satuan waktu (detik) dengan kecepatan rambat
gelombang seismik yang diperkirakan dalam satuan meter perdetik (m/sec). Untuk
perairan Jawa timur yang tidak memiliki variasi dalam jenis batuannya, maka
asumsi kecepatan rambat sinyal akustik pada sedimen lumpur dan pasir (Unit IA)
adalah 1600 m/sec, sekuen II (Unit IB) 1650 m/sec, sekuen III (unit IC) 1700
m/sec, dan sekuen IV (unit ID) 1750 m/sec.
Data-data yang perlu diketahui dalam
perhitungan kedalaman dan ketebalan adalah :
a.Waktu tempuh gelombang pantul
b. Penentuan skala vertical penampang seismik
a.Waktu tempuh gelombang pantul
b. Penentuan skala vertical penampang seismik
Waktu Tempuh Gelombang Pantul
Waktu
tempuh gelombang pantul bolak-balik diperoleh dengan cara mengukur jarak
vertikal tiap-tiap perlapisan dari hasil rekaman analog seismik. Tahap pertama
adalah menarik batas-batas tiap lapisan. Setelah batas perlapisan diketahui
maka diukur pula lebar satu sapuan (sweep). Seperti diketahui bahwa
penampang seismik yang diperoleh waktu tempuh two way time-nya adalah
250 milidetik. Dari rekaman seismik hasil yang diperoleh merupakan penampang
waktu (Time Section). Penampang waktu tersebut menggambarkan waktu
tempuh gelombang seismik bolak-balik. Untuk mendapatkan waktu tempuh gelombang
bolak-balik, perlu diketahui waktu rata-rata picu (firing rate). Sebagai
contoh pada rekaman digunakan firing rate ¼ detik / Sweep. Dengan
mengukur jarak vertikal (secara grafis) masing-masing perlapisan, maka waktu
tempuh dari permukaan laut hingga batas-batas perlapisan (bidang pantul) dapat
diketahui.
Berikut ini akan diberikan cara menentukan
waktu tempuh gelombang seismik bolak-balik pada lintasan 1 sweep = 0,25 detik =
250 mili detik. Satu sweep terdiri dari 10 kolom dimana tiap kolom 33 mm. Oleh
karena itu lebar 10 kolom = 330 mm (telah diproses) .Dengan mengukur dari
permukaan laut hingga mencapai dasar laut, misalkan didapat = 5 mm, Waktu
tempuh gelombang bolak-balik (TWT) dari permukaan hingga dasar laut adalah 250
milidetik/330mm x 5 mm = 3,78 mili detik.
Penentuan Skala Vertikal Penampang Seismik
Panjang
garis seismic section adalah 250 mili detik (TWT) , karena waktu tempuh
gelombang bolak-balik TWT (Two Way Time) sehingga waktu tempuh itu
dibagi dua yaitu 250/2 = 125 mili detik. Karena ada 10 kolom maka125/10 =
12,5 milidetik dengan perbandingan dari panjang tiap marking dan semua kolom,
maka 12,5/250 = 0,05 mili detik karena cepat rambat gelombang seismik dalam air
adalah 1500 meter / detik, maka 12,5/250 x 1500 = 75 meter dengan Sweep rate ¼
detik / Sweep maka 12,5/250 x 1500 x 0,25 = 18,75 meter karena sapuan ¼ detik /
Sweep pada setiap ½ detik ledakan, maka (12,5/250 x 1500 x 0,25)x 2 = 37,5
meter.
Sehingga
Skala vertikal untuk kedalaman air adalah 37,5 m pada penampang seismik. Karena
dibagi menjadi 3 kolom maka tiap kolom 12,5 meter. Dengan perbandingan (33/ 330
x 1500 x 0,25)/3 = 12,5. Penentuan kedalaman air dapat juga dikoreksi terhadap
MSL (Mean Sea Level) dari pengamatan pasang surut laut. Untuk menentukan
skala vertikal ketebalan sedimen, maka asumsi kecepatan rambat sinyal akustik
diambil 1600 meter / detik. Sehingga dengan cara yang sama, (12,5/250 x 1600 x
0,25)x 2 = 40 meter. Atau (33/330 x 1600 x 0,25)/3 = 13,3 meter.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar