Metascreen Ultra-tipis:
Setahap Mewujudkan Mantel Tembus Pandang ala Harry Potter
Diposting Rabu, 27 Maret 2013
jam 8:12 pm oleh Gun HS
Mantel tembus pandang, yang membuat pemakainya menjadi kasat mata, mungkin
tak lagi hanya bisa ditemui dalam kisah Harry Potter. Keberadaannya setahap
menuju kenyataan meski untuk kali ini, mantel ‘ajaib’ hanya bisa
berlaku pada gelombang mikro, bukan cahaya nampak.
Para peneliti AS baru saja berhasil mengembangkan mantel setipis
mikrometer, yang dapat menyembunyikan objek tiga dimensi dari gelombang mikro
di lingkungan sekitarnya, dari segala arah dan dari segala posisi pengamat.
Untuk studi yang dipublikasikan dalam New Journal of Physics
ini, para peneliti University of Texas di Austin, menggunakan lapisan
ultra-tipis yang disebut “metascreen“.
Mantel metascreen dibuat dengan strip pita tembaga setipis 66 µm
yang dilampirkan ke film polikarbonat fleksibel setipis 100 µm dalam desain
berbentuk jaring. Mantel ini digunakan untuk menyelubungi batang silinder
berukuran 18 cm dari gelombang mikro, dan berfungsi optimal ketika gelombang
mikro berada pada frekuensi 3,6 GHz serta pada bandwidth yang cukup
luas.
Dari kemampuan beradaptasi yang melekat pada metascreen serta
keunggulan teknik selubung yang digunakan dalam studi ini, para peneliti
memperkirakan bahwa objek-objek berbentuk ganjil dan asimetris juga bisa
diselubungi dengan prinsip yang sama.
Mantel ini digunakan untuk menyelubungi batang silinder berukuran 18
cm dari gelombang mikro, dan berfungsi optimal ketika gelombang mikro berada
pada frekuensi 3,6 GHz serta pada bandwidth yang cukup luas. (Kredit: Institute
of Physics)
Objek
mampu terdeteksi ketika gelombang-gelombang – entah itu gelombang suara,
cahaya, sinar-x ataupun gelombang mikro – terpantul dari permukaannya. Kita
bisa melihat objek saat sinar cahaya memantul dari permukaannya ke
arah mata kita dan mata kita mampu memproses informasi tersebut.
Studi
selubung sebelumnya menggunakan metamaterial untuk mengalihkan, atau
membelokkan, gelombang di sekitar objek. Sedangkan metode dalam studi kali ini,
yang oleh para peneliti dijuluki “mantle
cloaking“, menggunakan jenis terbaru, metascreen logam ultra-tipis, untuk
membatalkan gelombang yang terpancar dari objek terselubung.
“Saat
terjadi intervensi pada bidang-bidang pancar dari mantel dan objek, mereka
lantas saling membatalkan satu sama lain. Efek keseluruhannya adalah
transparansi dan tembus pandang dari semua sudut
pengamatan,” kata sesama penulis studi, Profesor Andrea Alu.
“Keuntungan
dari mantel selubung lewat teknik yang menarik ini adalah kemampuannya
beradaptasi, kemudahan manufaktur dan peningkatan bandwidth-nya. Kami telah
menunjukkan bahwa Anda tidak harus menggunakan metamaterial yang tebal untuk
membatalkan pancaran dari sebuah objek. Permukaan bermotif sederhana yang
konformal terhadap objek mungkin sudah cukup dan, dalam banyak hal, bahkan
lebih baik dibanding metamaterial tebal.”
Tahun
lalu, kelompok peneliti ini menjadi yang pertama yang berhasil menyelubungi
objek 3D ke keadaan kasat mata. Dalam studi tersebut, mereka menggunakan metode
yang disebut “plasmonic
cloaking“, yaitu menggunakan material yang lebih tebal untuk
membatalkan pancaran gelombang.
Untuk
ke depan, salah satu tantangan utama bagi para peneliti adalah menggunakan
“mantel selubung” ini untuk menyembunyikan objek dari cahaya nampak. “Pada
prinsipnya teknik ini juga bisa digunakan pada cahaya mantel,” lanjut Profesor
Alu.
“Kenyataannya,
metascreen
lebih mudah disadari keberadaannya pada frekuensi nampak dibanding metamaterial
tebal, dan konsep ini mungkin bisa menempatkan kami untuk lebih dekat dengan
realisasi praktisnya. Bagaimanapun juga, ukuran objek yang bisa diselubungi
secara efisien lewat metode ini harus didasarkan pada skala panjang gelombang pengoperasian,
sehingga jika diterapkan pada frekuensi optik, kami mungkin
bisa secara efisien menghentikan pancaran dari objek berukuran mikrometer.
“Namun,
kami sudah bayangkan aplikasi-aplikasi menarik lainnya untuk menggunakan mantel
selubung dan cahaya nampak, seperti mewujudkan nano-tag dan nano-saklar
optikal, serta perangkat penginderaan noninvasif, yang dapat memberi beberapa
manfaat bagi dunia biomedis dan instrumentasi optikal.”
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar