03 Agu 2008
Banyak yang tidak masuk akal seputar cerita tentang dentuman atau
ledakan sonik. Columbia Encyclopedia edisi ke-5 (1993) mengatakan, “Sebuah
benda seperti pesawat terbang, misalnya, menghasilkan bunyi. Ketika bunyi benda
itu mencapai atau melebihi kecepatan bunyi, benda tersebut berhasil menyusul
kebisingannya sendiri.”
Di pihak lain, banyak orang percaya ada sesuatu hal yang disebut
“perintang bunyi” atau sound barrier, juga bahwa ketika pesawat terbang
melewatinya ia mengeluarkan dentuman keras, seolah-olah ia menabrak dinding
kaca yang tidak kelihatan. Itu juga salah. Semua orang pasti tergiring ke
pemikiran seperti itu akibat penggunaan istilah “perintang” atau barrier.
Istilah ini tidak pernah dimaksudkan untuk menyiratkan perintang fisik di
angkasa sana, tetapi hanya bahwa kecepatan bunyi menghadirkan rintangan
terhadap pengembangan pesawat terbang lebh cepat. Yang dimaksud sound
barrier adalah perintang dalam konteks perancangan aeronotika, bukan
perintang fisik. Bagaimanapun, ketika pesawat “memintas” sound barrier,
jelas ada sejumlah tegangan fisik yang dialami pesawat akibat gelombang kejut (shockwave).
Perintang sesungguhnya terhadap penerbangan supersonik ditimbulkan
oleh kecepatan bunyi sendiri. (Dan tentu saja supersonik artinya lebih cepat
daripada kecepatan bunyi; sedangkan ultrasonic merujuk ke bunyi dengan
frekuensi lebih tinggi daripada yang dapat didengar manusia.) Sesungguhnyalah
banyak hal unik terjadi ketika benda mendekati kecepatan bunyi di udara.
Pesawat terbang menembus udara dengan kecepatan beberapa ratus km/jam.
Kecepatan cukup rendah ini memungkinkan molekul-molekul udara tetap santai ketika
harus menyibak memberi jalan; situasinya kurang lebih seperti ketika seseorang
berjalan pelan-pelan menyibak kerumunan orang. Akan tetapi ketika kecepatan
pesawat menjadi sebanding dengan kecepatan molekul-molekul, molekul-molekul
tersebut tidak sempat menghindar; mereka bertumpuk di tepi-tepi depan pesawat
dan terdorong bersamanya. Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini
menghasilkan “kejutan udara” atau gelombang kejut, yang berwujud dentuman
keras. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala arah dan dapat terdengar
sebaga sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah sana.
Apa kaitan semua tadi dengan kecepatan bunyi? Baiklah, bunyi tidak
lain adalah serangkaian pemampatan dan pemuaian udara. Jika molekul-molekul
udara berkeliaran dengan kecepatan tertentu, maka ada batas terhadap seberapa
cepat udara dapat dimampatkan dan dimuaikan, karena molekul-molekul tidak dapat
dimampatkan dan dimuaikan lebih cepat daripada gerak masing-masing terhadap
yang lain. Itu sebabnya kecepatan molekul-molekul udara memberi batas terhadap
seberapa cepat bunyi boleh melaluinya.
Bunyi akan merambat lebih cepat di udara hangat ketimabng di udara
sejuk dan bunyi juga melaju lebih cepat di udara padat bertekanan tinggi. Itu
sebabnya pesawat supersonik beroperasi paling baik di ketinggian sangat tinggi
yang dingin, karena mereka tidak perlu melaju terlalu kencang untuk melampaui
kecepatan bunyi. Pada ketinggian 9 km di atas permukaan laut, udara cukup
dingin dan tipis sehingga kecepatan bunyi hanya 1100 km/jam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar